watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

ML DENGAN CEWEK JEPANG

Kisah ini terjadi beberapa bulan silam, saat kapal
tempatku bekerja merapat di pelabuhan
Yokohama, Jepang. Hari itu salju turun dengan
derasnya, maklum saat itu pertengahan bulan
desember. Setelah kapal kami selesai merapat
didermaga dengan sempurnanya, Nakhoda saya,
yang orang Jepang, mengajak saya jalan-jalan
kerumahnya. Rumah Nakhoda saya itu tidak jauh
dari areal pelabuhan Yokohama, kami cukup naik
taksi sekitar 10 menit saja. Sesampai di
rumahnya, saya diperkenalkan dengan istri dan
anak-anaknya. Harus diakui bahwa anak
perempuan sulung Nakhoda saya, memiliki
kecantikan raut wajah yang betul-betul asli
Jepang, dengan kulit yang kuning, mata sipit dan
body yang aduhai. Saya begitu terkesima dengan
kecantikannya, dan sempat berkhayal yang
bukan-bukan. Kami saling berjabat tangan dan
mengucapkan salam perkenalan.

“Hi, nice to meet you,” kata anak Nakhoda saya
itu.
“You too,” jawabku.
“What is your name?” tanya gadis itu.
“I’m Robert, and you?,” jawabku sambil
menanyakan namanya.
“My name, Ayumi, ” jawabnya.
Selanjutnya kami duduk di ruang tamu dan
bercerita ngalor-ngidul, bersama-sama dengan
ibu, ayahnya dan adik-adiknya. Saat kami
bercerita, sesekali saya berusaha mencuri-curi
pandang kearah Ayumi, terutama ke bagian
pahanya yang putih mulus. Hal itu membuat
penisku sering ereksi sendiri. Namun sejauh itu
saya masih berusaha untuk dapat mengendalikan
diri.

Setelah kurang lebih satu jam kami saling berbagi
cerita, Nakhodaku mengatakan bahwa ia dan
istrinya akan pergi ke rumah saudaranya yang
sedang punya hajatan. Dan ia menyuruh saya
untuk menunggunya di rumah saja, sampai dia
kembali. Sebelum mereka pergi Nakhoda saya
berbicara sebentar kepada Ayumi. Memang
mereka berbicara dalam bahasa Jepang, namun
sedikit-sedikit saya bisa mengerti artinya, yaitu ia
menyuruh Ayumi untuk tinggal menemani saya
dan menyiapkan makan untuk saya.

“Robert-san, kamu tinggal saja dan silahkan
istirahat,” kata Nakhoda saya dalam bahasa
Indonesia.
“Yes, Captain,” jawabku.
“Robert-san, Jangan malu-malu kalau mau
makan, Ayumi akan siapkan makanannya,”
katanya lagi kepadaku dan Ayumi.
Setelah mereka pergi, saya duduk-duduk saja di
ruang tamu sambil menonton televisi. Suasana
rumah itu begitu sepi, karena nakhoda saya pergi
bersama istri dan adik-adik Ayumi. Sedang asyik-
asyiknya nonton, tiba-tiba Ayumi datang, kali ini
dia sudah mengenakan Kimono, kamipun
bercerita sambil nonton televisi. Dari
penuturannya, saya tahu kalau Ayumi ini baru
berusia 17 tahun dan duduk di SMU kelas dua.
Pantas ia begitu kelihatan remaja dan cantik. Kami
duduk tidak terlalu berjauhan, dan karena itu saya
dapat sesekali mencuri pandang ke arah dua bukit
kembarnya yang cukup kelihatan di balik kimono
yang ia pakai.

Kelihatannya udara yang dingin membuatku
sedikit menggigil, kucoba memegang tangannya
dan ia tidak menolak.
“Ayumi-san, are you cold? ” tanyaku
“Yes, I’m very cold, ” jawabnya
Saya memberanikan diri untuk memeluknya,
ternyata ia tidak menolak bahkan semakin
merapatkan badannya kedadaku. Tanganku
gemetaran saat bersentuhan dengan buah
dadanya yang mulai membesar seiring usianya.

Entah setan apa yang merasukiku, perlahan-lahan
saya mengangkat dagunya dan menciumnya.
Ayumi pasrah dan membalas ciumanku. Kami
berciuman cukup lama dan saling memagut bibir
dengan gairah nafsu yang sama membaranya.
“Robert-san, you are very handsome”, Ayumi
berkata, disela-sela kami berciuman.
“Same Ayumi-san, you are very beautiful, ”
kataku membalas.
Tanpa terasa tanganku mulai bergerak kearah
payudaranya, dan mulai membelai dan sesekali
meremasnya.

“Oh.. hsst, hsst, Robert-san, please,” Ayumi
mendesah dengan nikmatnya.
Pelan-pelan kubuka kimono yang menutup
tubuhnya, ternyata dibalik kimononya ia tidak
memakai pakaian dalam sehingga tubuhnya yang
mulus segera saja terpampang jelas di mataku.

kumpulan Cerita Dewasa Lainya, Dapat Anda Lihat & Baca Hanya Di :
www.ceritaindo.sextgem.com

Pentil susunya yang kemerah-merahan
bertengger dengan indahnya diatas dua bukit
kembarnya yang membusung indah. Betul-betul
bagaikan puncak gunung Fujiyama, yang
memang kelihatan jelas dari jendela rumahnya.

Tanpa menunggu lama, kubopong dia ke atas
sofa yang ada diruang tamu itu. Kembali kulumat
bibirnya yang kecil memerah, sambil tanganku
membelai lembut bukit kembarnya. Rupanya
Ayumi juga tidak mau ketinggalan, ia membuka
kancing-kancing bajuku dan melepas ikat
pinggang celanaku. Tangannya dimasukkan ke
dalam celanaku dan mulai meremas-remas
batang kemaluanku. Akibat perbuatan Ayumi itu,
kemaluanku semakin tegang, dan membuat mata
saya juga meram-melek kenikmatan.
Setelah kurasa cukup melumat bibirnya, kini
bibirku mulai kuturunkan kearah pentil susunya,
dan mulai menjilatinya pelan-pelan.

“Oh my god, Robert-san, please, please touch
me, suck it,” Ayumi terus meracau tak keruan.
“Don’t worry, honey. I will to do,” kataku sambil
terus menjilati pentil susunya. Sementara itu
tanganku terus bermain-main diselangkangnya
dan mengusap serta membelai lembut goa yang
ada disela-sela momo-nya (BHs. Jepang = Paha).
Jari jemariku terkadang lembut memasuki liang
vaginanya dan terasa ada cairan hangat disitu.
Menyadari hal ini saya segera berjongkok didepan
sofa dan pahanya Ayumi kurentangkan lebar-
lebar. Segera saja kujilati vaginanya dengan
penuh nafsu.

“Auh.. hmm.. hst.. Robert-san o kudasai,” Ayumi
kembali meracau dalam bahasa Jepang.
Saya berusaha membuat suasana serileks
mungkin, dengan terlebih dahulu mengecup liang
vaginanya dan menghirup aroma khas
perempuan yang begitu mempesona. Mungkin
inilah aroma sejati sashimi dan sushi, pikirku
dalam hati. Lidahku bermain liar di liang
vaginanya dan sesekali kuhisap lembut klitorisnya
yang bagaikan buah cherry terselip di sela-sela
daun. Saking enaknya, tanpa sadar Ayumi
menjambak-jambak rambutku.

“Oh.. uh.. mmh..” desah Ayumi keenakan.
Sluph.. clep.. clup.. lidahku berdecak berirama
menghirup semua cairan hangat yang terus
membanjiri liang vaginanya Ayumi. Rupanya
Ayumi tak mau terus menerus kupermainkan, dia
segera beranjak dan sekarang gantian saya yang
duduk bersandar di sofa. Sekejap Ayumi
memperhatikan batang kemaluanku kelihatan
begitu tegang menantang.
“Oh Robert-san, it is very nice and very big, like is
the Yokohama Tower,” katanya terkagum-kagum
sambil memegang dan mengocok-ngocok
batang penisku. Sementara itu batang penisku
semakin menegang dan kepalanya semakin
merah kehitam-hitaman mengkilat.

“Yes, honey. But it is not Yokohama Tower, it is
Monas Tower,” balasku sambil tertawa geli dalam
hati.
Tidak puas hanya memandang dan mengocok-
ngocok batang penisku, kini Ayumi mulai
menjilati dan mengulumnya. Lidahnya bermain
lincah di pangkal dan kepala penisku, yang
membuatku menggelinyang kegelian. Nafsuku
semakin membuncah, akibat batang penisku
yang terus-terusan dikulum dan disedot.
“Umm.. esht.. oh honey.. oh god,” kataku
keenakkan.
“Clup.. clep.. srlup.. setiap hisapan mulut Ayumi
menimbulkan bunyi yang tak lagi berirama dan
menghadirkan sensasi gairah tersendiri
ditelingaku.

Sementara itu, jari-jariku terus bermain diliang
vaginanya. Kumasuk keluarkan jari-jariku, sambil
sesekali melakukan gerakan-gerakan membentuk
oval mengikuti lekuk bentuk liang vaginanya.
Cairan hangat yang semakin banyak keluar dari
liang vagina, telah membasahi semua telapak
tanganku.
“Oh, honey. Please ***** me,” Ayumi yang
sudah tidak dapat menahan gejolak nafsunya
bangkit dari posisi jongkok dan naik keatas
pangkuanku. Dipegangnya batang penisku dan
pelan-pelan memasukkannya keliang vaginanya.
“Oh honey, it is very big, but I like it,” Ayumi
berkata sambil berusaha menekan pantatnya ke
bawah untuk memasukkan batang kemaluanku.

Bless.. plok.. semua batang penisku telah masuk
ke dalam liang vaginanya Ayumi. Terasa
kehangatan menjalari setiap pori-pori yang ada di
batang kemaluanku. Selanjutnya dia mulai
menggenjot-genjot, menaik-turunkan pantatnya
yang putih mulus dan melakukan gerakan-
gerakan berputar yang berirama.
“Ouhk.. uhs.. yes.. oh yes..” Ayumi mengerang-
ngerang kenikmatan.
“Oh honey, yes.. oh yes..” akupun tak kalah
nikmatnya.
Beberapa saat sempat kuperhatikan sisa-sisa
batang kemaluanku yang berada di luar liang
vaginanya Ayumi, kelihatannya begitu perkasa
bagaikan pohon yang berusaha menembus
awan. Vaginanya Ayumi kelihatan begitu indah,
berwarna kemerah-merahan.

Posisi Ayumi sekarang berganti, ia mengambil
posisi menungging membelakangi saya. Inilah
posisi Doggy style, yang memang saya gemari.
Dalam posisi doggy style itu, saya bebas
memandang vaginanya Ayumi yang begitu
menantang untuk segera kususupi batang
kemaluanku.
“Ups.. aukh.. yes honey, yes..” Ayumi
mendesah-desah tak beraturan saat kumasuk-
keluarkan batang kemaluanku di vaginanya.
“Oh.. usmh.. hah.. hah..” nafasku menderu-deru
menikmati permainan ini.
Selang tiga menit kemudian rupanya Ayumi yang
sudah semakin tak kuat menahan gairahnya
berbalik dan mengambil posisi terlentang di sofa.

“Please honey, please come in, kudasai,” Ayumi
berkata dalam bahasa Inggris dan Jepang
memintaku segera melakukan permainan puncak.
“Okay honey, okay,” kataku sambil mengambil
posisi dan mengarahkan penisku tepat ke lubang
vaginanya.
“Uckh.. uhst.. yes honey,” Ayumi mendesah saat
kumasukkan penisku ke vaginanya.
Terasa sedikit sempit, namun penisku lancar saja
memasukinya karena vaginanya sudah begitu
basah. Selanjutnya, segera saja saya mulai
dengan permainan puncak ini. Penisku kumasuk-
keluarkan dengan irama yang teratur. Clep.. clup..
cres.. terdengar bunyi yang begitu
menggairahkan saat penisku mulai beraksi.

Ayumi rupanya tak mau ketinggalan, ia segera
saja mengimbanginya dengan menggoyang dan
memutar-mutar pinggulnya.
“oh, honey. I love you, honey. Uh.. shh..,”
Ayumi kembali mendesah-desah kenikmatan.
“Yes honey, I love you too,” jawabku tak kalah
nikmatnya.
“Ump.. hssh.. ouhk.. oh yes,” Ayumi mendesah-
desah semakin tak karuan.
“Ush.. ahh.. ohh..,” sayapun mendesah-desah
merasakan kenikmatan yang indah ini.
Kami menikmati permainan puncak ini dengan
segenap perasaan, sambil sesekali bercakap-
cakap. Beberapa saat kemudian rupanya Ayumi
sudah tidak lagi kuat menahan gairah nafsunya,
tangannya dengan kuat mencengkram bahuku
dan pinggulnya digoyang-goyang semakin cepat.

“Oh honey, I’m coming. I’m coming, oh.. ah..,”
Ayumi mendesah semakin tak keruan.
“Oh yes, honey. Yes. I’m coming too,” kataku
yang juga sudah tak kuat menahan desakan-
desakan nafsuku.
Gerakan maju mundur segera saja kupercepat
dan Ayumi-pun semakin cepat menggoyang dan
memutar-mutar pinggulnya. Beberapa saat
kemudian kamipun mencapai puncak Fujiyama
bersama-sama.

“Oh honey, oh.. uah.. umph..,” desah panjang
Ayumi saat mencapai puncak kenikmatan.
“Uhmp.. uhss.. ouhk..,” desahku saat cairan lahar
panas tumpah keluar dari lubang penisku dan
membanjiri vaginanya Ayumi.
Ayumi memeluk erat tubuhku, seakan-akan tidak
ingin melepas lagi. Jari-jari tangannya
mencengkram erat punggungku, kedua kakinya
melipat dan menekan pantatku. Sementara itu,
saya sendiri memeluk tubuhnya dengan erat dan
melumat habis bibirnya.

Kenikmatan terindah ditengah derasnya salju
bulan Desember yang begitu berkesan. Sejak saat
itu, setiap kali kapal saya bersandar di pelabuhan
Yokohama Jepang, saya dan Ayumi selalu
merengkuh kenikmatan bersama, terkadang di
rumahnya atau di hotel.


Adult | GO HOME | Exit
1/2538
U-ON

inc Powered by Xtgem.com